Seorang anak kecil yang jenius bertanya pada ayahnya. Ayah, mengapa manusia harus menjalani hidupnya kalau pada akhirnya nanti semua juga akan mati?
Sang ayah tersenyum mendengar pertanyaan si anak yang jenius. Kemudian dia bertanya kepada anaknya, "Nak, ingin jadi apakah nanti engkau kalau sudah besar?"
"Aku ingin jadi pendaki gunung yang hebat dan terkenal. Aku akan mendaki banyak gunung-gunung tinggi di dunia ini dan menaklukkannya," jawab anaknya spontan.
"Kalau engkau sudah mendaki sebuah gunung dan sudah mencapai puncaknya, apa yang akan engkau lakukan kemudian?", tanya sang ayah.
"Ya, tentu saja turun dan pulang ke rumah! Kemudian mendaki lagi dan turun lagi. Sampai banyak gunung akan aku taklukkan," jawab sang anak.
"Kalau begitu mengapa engkau ingin mendaki gunung-gunung tinggi itu kalau pada akhirnya engkau turun juga dan pulang ke rumah?" tanya sang ayah lagi.
Sang anak yang terlahir jenius selalu bisa menjawab dengan sigap, katanya, "Ayah, ketika orang mendaki gunung di ketinggian,orang akan banyak menjumpai pemandangan indah. Setiap perjalanan menuju ke setiap level ketinggian akan memliki pemandangan dengan keindahannya sendiri-sendiri. Kekaguman akan keindahan itu akan membawa kebahagiaan yang tidak bisa dituliskan dan diucapkan melalui kata-kata. Peleburan antara pengalaman kebahagiaan jasmani dan rohani manusia yang sempurna akan terjadi. Seperti halnya persatuan antara senyawa-senyawa kimia yang menjadi zat yang sempurna. Itu adalah pengalaman kebahagiaan yang tak terkira. Meskipun perjalanan mendaki itu sangat berat, banyak rintangan, jebakan tersesat di jalan, namun pemandangan itu tetaplah indah di ketinggian."
Sang ayah menjawab, "Engkau sudah menjawab sendiri pertanyaanmu!".
Sumber:
http://diansano.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar