Penderitaan mereka sudah melampaui batas. Jika tidak ditolong, ayah minta mereka dibunuh.
VIVAnews - Seorang ayah di India tidak sanggup lagi melihat penderitaan anak kembar siamnya yang saling menempel di kepala. Dia memohon dermawan untuk menyumbangkan dana untuk operasi pemisahan, jika tidak, dia lebih memilih putri-putri kesayangannya itu dibunuh saja.
Dilansir dari laman Daily Mail, Selasa, 21 Juni 2011, dua gadis kembar malang berusia 15 tahun, Saba dan Farah Shakeel, menempel di bagian terngkorak kepalanya sejak lahir. Saat ini, penderitaan mereka diperparah oleh sakit kepala kronis yang tidak kunjung reda.
Ayah mereka, Mohammed Shakel, mengatakan bahwa kedua putrinya tersebut ingin menikmati hidup seperti orang-orang lainnya. Namun jika sakitnya sudah kambuh, ujar Shakeel, mereka menangis dan meminta tolong. Tapi apa daya, Mohammed yang hanya seorang pemilik kedai teh tidak bisa berbuat banyak.
Mohammed berharap semoga ada dermawan yang mau membiayai operasi pemisahan mereka. Jika tidak ada, Mohammed mengatakan tidak ada jalan lain selain membiarkan mereka mati, baik mati dengan sendirinya ataupun disuntik.
"Kami hanya minta pemerintah membantu kami atau biarkanlah gadis-gadis kecilku ini mati, karena mereka dalam keadaan yang sangat menyedihkan," ujar Mohammed.
Kondisi kembar siam ini pada awalnya tidak menimbulkan masalah apa-apa. Barulah ketika Saba dan Farah beranjak dewasa, mereka menderita sakit kepala, nyeri sendi dan sulit bicara.
Ahli kembar siam dari Amerika Serikat, Benjamin Carson, mengatakan bahwa Saba dan Farah hanya memiliki dua ginjal dan mereka berdua berbagi saluran darah menuju otak. Inilah yang menyebabkan keduanya sering mengeluh sakit kepala.
Lima tahun lalu, sebenarnya operasi pemisahan akan dilakukan atas dana dari seorang pangeran di Abu Dhabi. Pangeran tersebut menyanggupi membiayai semua biaya operasi. Namun operasi pemisahan hanya memiliki tingkat keberhasilan satu banding lima, dengan kemungkinan salah satu gadis meninggal.
Mohammed mengatakan tidak ingin mengambil resiko itu dan memilih membiarkan putrinya menempel.
Saat ini kondisi saba dan Farah semakin memburuk. Dua ginjal yang digunakan oleh dua orang menyebabkan mereka mengalami penurunan berat badan drastis dan tekanan darah tinggi.
VIVAnews - Seorang ayah di India tidak sanggup lagi melihat penderitaan anak kembar siamnya yang saling menempel di kepala. Dia memohon dermawan untuk menyumbangkan dana untuk operasi pemisahan, jika tidak, dia lebih memilih putri-putri kesayangannya itu dibunuh saja.
Dilansir dari laman Daily Mail, Selasa, 21 Juni 2011, dua gadis kembar malang berusia 15 tahun, Saba dan Farah Shakeel, menempel di bagian terngkorak kepalanya sejak lahir. Saat ini, penderitaan mereka diperparah oleh sakit kepala kronis yang tidak kunjung reda.
Ayah mereka, Mohammed Shakel, mengatakan bahwa kedua putrinya tersebut ingin menikmati hidup seperti orang-orang lainnya. Namun jika sakitnya sudah kambuh, ujar Shakeel, mereka menangis dan meminta tolong. Tapi apa daya, Mohammed yang hanya seorang pemilik kedai teh tidak bisa berbuat banyak.
Mohammed berharap semoga ada dermawan yang mau membiayai operasi pemisahan mereka. Jika tidak ada, Mohammed mengatakan tidak ada jalan lain selain membiarkan mereka mati, baik mati dengan sendirinya ataupun disuntik.
"Kami hanya minta pemerintah membantu kami atau biarkanlah gadis-gadis kecilku ini mati, karena mereka dalam keadaan yang sangat menyedihkan," ujar Mohammed.
Kondisi kembar siam ini pada awalnya tidak menimbulkan masalah apa-apa. Barulah ketika Saba dan Farah beranjak dewasa, mereka menderita sakit kepala, nyeri sendi dan sulit bicara.
Ahli kembar siam dari Amerika Serikat, Benjamin Carson, mengatakan bahwa Saba dan Farah hanya memiliki dua ginjal dan mereka berdua berbagi saluran darah menuju otak. Inilah yang menyebabkan keduanya sering mengeluh sakit kepala.
Lima tahun lalu, sebenarnya operasi pemisahan akan dilakukan atas dana dari seorang pangeran di Abu Dhabi. Pangeran tersebut menyanggupi membiayai semua biaya operasi. Namun operasi pemisahan hanya memiliki tingkat keberhasilan satu banding lima, dengan kemungkinan salah satu gadis meninggal.
Mohammed mengatakan tidak ingin mengambil resiko itu dan memilih membiarkan putrinya menempel.
Saat ini kondisi saba dan Farah semakin memburuk. Dua ginjal yang digunakan oleh dua orang menyebabkan mereka mengalami penurunan berat badan drastis dan tekanan darah tinggi.